Senin, 04 Februari 2013

Domain Internet dan Nasionalisme Kita


Gambar diunduh dari: http://www.pandi.or.id
Ketika mendengar sebuah kata bernama Indonesia, entah kenapa rasa nasionalisme segera muncul dari dalam benak saya. Di saat itu, jemari tangan saya pun seolah merasa gatal untuk segera menuangkan apa-apa yang ada di dalam otak saya itu ke dalam sebuah tulisan. Di blog pribadi saya ini, saya memang cukup banyak memuat tulisan bertemakan nasionalisme Indonesia yang merupakan hasil dari pemikiran saya pribadi. Pernah saya menulis mengenai batik, politik, energi hijau, kelestarian lingkungan, sampai hal-hal remeh yang didasarkan atas hasil pengamatan saya pribadi. Semua tema dalam tulisan saya itu, adalah lahir dari sebuah tema utama bernama nasionalisme Indonesia.

Ketika berbicara soal nasionalisme, kita tak harus selalu mengetengahkan diri kita dalam sebuah perjuangan nan akbar sebagaimana yang dilakukan oleh para pendiri bangsa kita dahulu. Kita tak mesti turun ke medan perang, mendamaikan konflik yang kerap terjadi di berbagai daerah, atau berkonfrontasi dengan negara lain. Tentu ini bukan berarti kita tidak boleh aktif dalam menjaga perdamaian dan eksistensi bangsa kita dengan langkah-langkah politik. Hanya saja, kini, negara kita sudah merdeka, kita tinggal mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat bagi segenap elemen bangsa, tanpa sedikitpun mengurangi nilai-nilai nasionalisme yang ada dalam diri kita.

Nasionalisme adalah wujud rasa cinta akan tanah air, cinta pada bangsa sendiri, bangga dengan bangsa sendiri, bangga dengan identitasnya sebagai sebuah bangsa dengan karakteristik, kebiasaan, budaya, adat istiadat, norma, dan nilai-nilai luhurnya. Nasionalisme bukan hanya muncul saat bangsa kita terjajah atau terlecehkan. Nasionalisme itu harus senantiasa ada dalam keseharian kita, meresap dalam diri kita, dalam kehidupan kita, hingga kita sendiri tidak menyadari bahwa apa yang kita rasakan dan apa yang kita lakukan itu merupakan sebuah pewujudan dari rasa nasionalisme itu.

Nasionalisme yang tinggi akan menimbulkan sebuah rasa kepercayaan diri, kebanggaan, serta optimisme untuk memajukan bangsa. Tak mungkin negara kita akan maju dan sejahtera jika kita tidak memiliki rasa percaya diri dengan potensi dan karakter yang kita punya. Tak mungkin kita bisa eksis di dunia internasional tanpa adanya kebanggaan dan optimisme terhadap apa yang kita miliki sebagai identitas bangsa kita itu.

Zaman terus berubah. Berbagai macam teknologi canggih kini terus berkembang. Jika kita ingin berinteraksi dengan orang-orang yang kita kenal, dahulu kita mesti bertatap muka secara langsung. Komunikasi jarak jauh dilakukan dengan menggunakan bantuan burung merpati yang terlatih untuk mengantarkan surat. Dengan proses berpikir yang cukup panjang, pada akhirnya burung merpati kemudian berganti dengan sistem pos, lalu dilanjutkan dengan komunikasi radio, televisi, telegram, telepon, dan ponsel.

Tak cukup disitu, teknologi kemudian berhasil menciptakan internet. Dengan internet, kita bisa berkomunikasi dan berinteraksi jarak jauh secara cepat. Surat tak lagi harus dikirimkan via pos, melainkan lewat e-mail. Berbagai informasi penting tak hanya bisa kita dengar atau saksikan via radio atau televisi, melainkan dari berbagai website di internet. Komunikasi dengan orang banyak bisa terjalin. Media sosial terus berkembang begitu pesatnya, menyatukan jutaan manusia dengan identitas dan karakternya masing-masing.

Ringkasnya, kini kita tak hanya hidup dalam dunia yang sesungguhnya dimana kita berinteraksi dengan orang lain secara nyata, tetapi kita juga hidup dalam dunia maya. Dan, di dunia maya itu, ternyata nasionalisme kebangsaan kita, juga bisa kita tegakkan. Paling tidak, di dunia maya itu kita bisa berjalan dalam platform yang membedakan kita dengan negara lain dan menjadi ciri khas tersendiri bagi kita dalam perputaran informasi dan interaksi dunia.

Lalu, faktor apa yang bisa menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa kita dalam dunia maya itu?

Domain adalah salah satu jawabannya.

Negara kita pada dasarnya sudah memiliki domain yang mencerminkan identitas kita, yang juga dapat menjadi salah satu simbol nasionalisme kita. Domain tersebut berakhiran .id (dot id).

Namun, sayangnya, pamor domain .id masih tak sebanding dengan pamor domain .com yang sudah begitu mendunia. Sebagai buktinya, tatkala kita mendengar kata website atau domain, asosiasi yang pertama kali muncul dalam pikiran kita adalah .com, bukan .id.

Pertanyaannya, kenapa bisa begitu?

Sederhana saja, .com merupakan domain yang paling banyak digunakan di dunia ini. Semakin banyak digunakan orang, maka semakin besar kemungkinan orang-orang akan mengunjungi website berdomain .com. Akibatnya, semakin familiar pula penggunaan domain .com tersebut.

Sebagai perbandingan awal, izinkan saya bertanya kepada Anda. Ketika Anda membuka situs google, domain google.com atau google.co.id yang lebih sering Anda gunakan? Empat dari lima teman yang saya tanyai ternyata memilih google.com. Di lain kesempatan, saya mencoba mendata beberapa orang rekan saya yang telah memiliki website pribadi (bukan blog). Hasilnya, sebagian besar rekan saya itu menggunakan domain .com, beberapa yang lain menggunakan .net, dan tak ada satupun yang menggunakan .id.

Meskipun mengamatan sederhana saya itu hanya dihasilkan dari sampling dalam lingkup yang kecil, kiranya hasil pengamatan tersebut dapat menjadi gambaran bahwa memang masyarakat kita lebih familiar dengan domain .com daripada domain .id, juga domain-domain yang lain. Nyatanya, secara makro, riset kecil-kecilan saya itu cukup mewakili keadaan yang sebenarnya. Dari data yang saya peroleh dari website Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), pada tahun 2012 menunjukkan fakta bahwa dari total 344.266 pengguna domain yang terdaftar di Indonesia, 208.349 pengguna atau lebih dari 60 persennya berdomain .com, selebihnya berdomain .id, .net, .org, dan .info.

Mindset .com ini yang semestinya patut menjadi perhatian kita tatkala berseluncur di dunia maya. Kita ternyata lebih menyukai sebuah popularitas domain daripada domain yang mencerminkan identitas bangsa kita sendiri. Fakta ini dibuktikan oleh data statistik tersebut.

Saya tidak bermaksud menghardik Anda yang sudah menggunakan domain .com dalam website Anda. Saya sendiri bahkan belum memiliki sebuah website pribadi (saya hanya mempunyai blog), yang artinya saya juga belum mentransformasikan nasionalisme dalam pikiran saya itu ke dalam praktik yang sesungguhnya. Namun begitu, izinkan saya untuk mengeluarkan unek-unek saya dalam tulisan ini. Siapa tahu itu akan bermanfaat bagi siapapun yang berkenan membaca tulisan ini.

Sebelumnya, saya pun sebagaimana orang kebanyakan, tak merasakan bahwa domain .id merupakan sebuah simbol identitas bangsa kita di dunia maya. Saya sama sekali tidak menghiraukan mengenai hal itu.

Saya baru menyadari mengenai hal itu ketika tengah berkunjung ke website PANDI beberapa waktu yang lalu. PANDI adalah organisasi nirlaba yang dibentuk oleh komunitas internet Indonesia dan pemerintah untuk menjadi registry domain .id. Kemudian, pada 29 Juni 2007, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (pada waktu itu masih bernama Departemen Komunikasi dan Informatika), menyerahkan pengelolaan seluruh domain internet Indonesia kepada PANDI, kecuali untuk domain go.id dan mil.id yang dikelola oleh pemerintah. Saat ini PANDI mengelola secara penuh domain co.id, web.id, or.id, sch.id, ac.id, dan net.id, serta membantu pemerintah Republik Indonesia mengelola domain go.id dan mil.id.

PANDI kini menjadi garda terdepan dalam penyosialisasian domain .id di Indonesia. Tentu adalah sesuatu yang tidak mudah bagi PANDI untuk terus membumikan domain .id agar benar-benar menjadi identitas bangsa Indonesia. Kita sudah terlanjur begitu familiar dengan penggunaan domain .com. Serangkaian kegiatan sosialisasi bekerja sama dengan pemerintah dan menggandeng sektor swasta mesti terus dilakukan.

Dalam menjalankan fungsinya, dahulu, PANDI menerapkan pola single point registry system (SPRS). Sistem SPRS yang digunakan PANDI membuat organisasi ini memiliki dua fungsi, yaitu sebagai registry sekaligus sebagai registrar.

Registry bertugas membuat kebijakan serta mengelola database dan sistem penamaan domain, sedangkan registrar berfungsi menjual nama domain. Kini, secara bertahap, PANDI telah meninggalkan SPRS dan menggantinya dengan shared registry system (SRS). Perubahan sistem menjadi (SRS) akan membuat PANDI lebih bisa berkonsentrasi pada kebijakan dan pengelolaan sistem nama domain, sementara penjualan nama domain akan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terdaftar. Dengan diterapkannya SRS, diharapkan akan memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna domain oleh karena pendaftaran, pengelolaan, dan perpanjangan nama domain dilakukan oleh perusahaan-perusahaan profesional yang memberikan layanan dan dukungan selama 24 jam. Sebagai efek lanjutannya, pengguna domain .id di Indonesia akan semakin banyak saja.

Dari segi efektivitas dan efisiensi, secara pribadi, saya tidak begitu memahami keunggulan penggunaan domain .id daripada .com. Saya merekomendasikan penggunaan domain .id didasarkan atas dorongan rasa nasionalisme. Sedikit dari yang saya tahu, penggunaan domain .id akan mempermudah dalam hal identifikasi bahwa sebuah website adalah berasal dari Indonesia. Status pemiliknya pun akan menjadi jelas sehingga apabila website tersebut menimbulkan atau mengalami masalah pada kemudian hari, akan mempermudah proses pelacakan. Ini artinya, penggunaan domain .id akan juga berdampak cukup positif bagi program internet sehat yang dicanangkan oleh pemerintah dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Di sisi yang lain, ada beberapa pihak yang beranggapan bahwa untuk menggunakan domain .id sedikit lebih rumit daripada domain .com. Kenyataan ini memang benar adanya. Namun begitu, jika kita melihatnya dari segi identitas kita sebagai bangsa Indonesia, rasa-rasanya berbagai persyaratan yang ada untuk dapat menggunakan domain .id itu, bukankah sesuatu yang sulit. Dan, lagipula, bukankah penggunaan domain .id tersebut akan mempermudah identifikasi bahwa website tersebut berasal dari Indonesia?

Domain .id merupakan salah satu identitas bangsa. Kita tahu bahwa internet sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Dengan menggunakan internet, kita bisa bercengkerama dengan siapapun dan dari manapun. Tak hanya dengan sahabat kita di dalam negeri, tetapi juga dari seluruh penjuru dunia. Maka, adalah sebuah wujud nasionalisme sederhana yang patut diapresiasi jika kita menggunakan domain .id dalam website kita, sebagai bagian dari identitas kita.

Coba kita bayangkan jika sekitar 300 ribu pemilik domain di negara kita menggunakan .id, sementara ada sekitar 55 juta masyarakat Indonesia yang menggunakan internet, tentu angka itu cukup besar untuk mengangkat hegemoni bangsa kita di dunia internasional. Jika masyarakat internasional ingin mengetahui lebih dalam tentang negara kita, mereka tinggal memasukkan .id dalam search-engine. Hasilnya, ratusan ribu website Indonesia akan segera terpampang di layar komputer. Jika hal ini bisa dioptimalkan, tentu akan sangat bermanfaat untuk memperkenalkan khasanah budaya kita kepada dunia internasional, keindahan alam kita, pariwisata kita, serta produk-produk dari negeri kita sendiri.

Di Indonesia sendiri, pada dasarnya telah ada berbagai website besar yang menggunakan domain .id, semisal portal berita viva.co.id, website resmi pemerintah (.go.id) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sektor pendidikan (.ac.id), serta militer (.mil.id). Di sisi yang lain, kabarnya, sejumlah perusahaan dunia telah bersiap meninggalkan akhiran domain .com. Salah satunya adalah Google yang telah bersiap dengan akhiran domain .google (dot google), .YouTube, .Docs, dan .Lol. Maka, adalah sesuatu yang arif apabila kita sebagai bangsa Indonesia, menggunakan .id sebagai domain kita.

Dan, gara-gara menyoal nasionalisme berbasiskan domain, saya pun berangan agar blog pribadi saya ini kelak akan berganti nama menjadi teguhalkhawarizmi.my.id. Mudah-mudahan saja akan segera terealisasikan sehingga nasionalisme yang telah saya tuangkan dalam tulisan ini segera terwujudkan dalam sebuah langkah yang nyata.

Semoga…

Sumber data pendukung:

1. http://www.pandi.or.id

2. http://inet.detik.com

3. http://tekno.kompas.com.

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites
Kenapa Blog ini dibuat? karena kami ingin menyediakan tempat untuk anda mencari informasi dan mendownload dengan aman dan tepercaya. Kami akan berusaha selalu menyediakan posting yang mungkin anda butuhkan. Dengan menyertakan sumber pada setiap posting kami kami berharap agar para pemilik artikel tidak ada yang kami rugikan. Semoga posting kami bermanfaat.